Selasa, 09 Desember 2014

Setelah Dirimu Pergi

kerinduan ini tidak juga luruh
sejak dirimu meninggalkanku jauh
dan tidak mungkin kembali bersauh
di dermaga hidupku yang masih rapuh

hanya mendoakanmu ku bisa teguh
dan wajahmu pun hadir tersenyum teduh
menyejukkan dayaku yang kadang melepuh
saat letih menahan hampa dan keluh

Sabtu, 22 November 2014

Antara yang Haq dan Batil

Disebutkan di sebuah pondok pesantren tengah mengadakan penerimaan santri baru.. Setiap calon santri yang ingin menimba ilmu di sana diwajibkan membawa sekarung beras untuk bekal awal mereka menimba ilmu di pondok pesantren tersebut. Saat itu memang belum ada biaya nyantri dalam bentuk uang.

Di hari yang telah ditentukan, para calon santri dikumpulkan di halaman depan masjid pondok pesantren.. Mereka semua berkumpul sambil membawa perlengkapan dan bekal masing-masing yang dibawa dari rumah.


Setelah diberi sambutan selamat datang dari salah satu ustadz, tibalah saat kyai pimpinan pondok memberi wejangan iftitah (pembuka).. Tanpa banyak basa-basi, Pak Kyai kemudian memerintahkan para santri baru membuka karung beras mereka masing-masing..


"Anak-anakku, setelah kalian buka karung beras kalian, saya minta kalian cari dan ambil dua genggam pasir dan bawa lagi kemari.." perintah Pak Kyai.. Para santri pun langsung bergegas menyebar untuk mencari dan mengambil dua genggam pasir. Setelah mendapatkan pasir yang dimaksud, mereka pun kembali ke lapangan dan berdiri di dekat karung beras mereka.

Selasa, 18 November 2014

Cobalah Lagi, Sekaliii Saja..

Suatu saat ada seorang pemuda ingin mencoba memulai mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Setelah berjalan berkeliling di desanya dia pun menjumpai seorang kakek tua yang tengah bekerja memecah batu di tepian sungai.. Dengan tubuh yang mulai renta, kakek tersebut masih cukup kuat untuk memukuli batu besar menjadi pecahan batu-batu yang lebih kecil.. Pecahan batu-batu kecil (split) itu kemudian dikumpulkan untuk nantinya setiap akhir pekan dibeli toko bangunan yang ada di kota.

“Ah, ini sepertinya cocok buatku untuk mulai bekerja mencari nafkah.. Kaket tua itu pasti membutuhkan pemuda seperti diriku yang masih memiliki tenaga yang kuat,” pikir sang pemuda. Lalu dia pun memberanikan diri untuk menemui kakek pemukul batu tersebut dan menyampaikan maksudnya..

Benar dugaan sang pemuda tadi, ternyata kakek pemukul batu memang sedang membutuhkan tambahan tenaga baru untuk memenuhi pesanan toko bangunan yang akhir-akhir ini semakin meningkat. Lalu kakek pemukul batu tadi meminta sang pemuda untuk memilih sendiri palu yang akan digunakannya untuk bekerja.. Kakek pemukul batu punya beberapa macam palu besar yang diletakkan di gubuk kecil tidak jauh dari pinggir sungai tempat kakek bekerja.

Kamis, 13 November 2014

Romansa Paruh Baya

tidak mengapa sesekali waktu..
aku berdiri di luar pagar hatimu..
menghadirkan kembali debar syahdu..
seperti pertama kau membukakan pintu..


Bermohonlah dengan Sabar dan Sholat

Di suatu malam di Mesir, ada seorang  ibu janda tengah diuji Allah SWT dengan anaknya yang sakit keras dengan demam tinggi. Karena tidak punya uang untuk berobat, ibu itu hanya bisa merawat seadanya. Beliau cuma bisa mengompres dahi anaknya dengan kain basah untuk menurunkan demam anaknya.. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi dan hanya bisa berdoa lirih mengharap semoga anaknya dapat sembuh.

Hingga akhirnya beliau teringat potongan ayat Al-Qur’an yang berbunyi “ya ayyuhal ladzina amanusta’inu bis shobri was sholah, innallaha ma’as shobirin” (QS. Al-Baqarah: 152). Terimani oleh ayat tersebut, beliau kemudian sholat dua rakaat-dua rakaat. Setiap selesai sholat, beliau ganti lagi kain kompresnya yang sudah kering karena begitu tinggi demam anaknya itu. Beliau basahi lagi untuk kemudian dikompreskan kembali ke dahi anaknya,  kemudian dia sholat dua rakaat lagi.. Begitu terus dia lakukan dengan sabar sambil memohon kesembuhan anaknya kepada Allah..

Hingga tiba-tiba satu setengah jam kemudian, pintu rumahnya diketuk seseorang. Setelah dibuka, ternyata datang seorang seorang dokter. Dokter tersebut tanpa banyak berkata langsung bertanya,”mana anak Ibu yang sakit?” Si ibu yang masih kaget itupun cuma menunjukkan anaknya yang sakit terkulai di kamar. Dokter itupun langsung menuju ke kamar, lalu memeriksa dan memberinya obat pertolongan pertama. Kemudian dokter itupun menuliskan resep.

Rabu, 12 November 2014

Cinta Bersahaja

ingin kuseka peluh Adinda
walau bukan dengan kain sutra
beraroma lembut wangi cendana..

bukankah akan lebih berharga
menyampaikan cinta secara bersahaja
sehingga terbaca keikhlasannya..

maka ijinkan kuseka peluh Adinda
walau hanya dengan tisu harum
yang kutaburi melati beberapa kuntum..


Selasa, 11 November 2014

Jelang Ashar di Mushalla

kenapa aku tiba-tiba begitu rindu..
pada adinda bermukena biru..
berharap dia akan kembali menghampiriku..
dengan wajah bening air wudhu..
berdiri menjadi makmumku..