Disebutkan di sebuah pondok pesantren tengah mengadakan penerimaan santri baru.. Setiap calon santri yang ingin menimba ilmu di sana diwajibkan membawa sekarung beras untuk bekal awal mereka menimba ilmu di pondok pesantren tersebut. Saat itu memang belum ada biaya nyantri dalam bentuk uang.
Di hari yang telah ditentukan, para calon santri dikumpulkan di halaman depan masjid pondok pesantren.. Mereka semua berkumpul sambil membawa perlengkapan dan bekal masing-masing yang dibawa dari rumah.
Setelah diberi sambutan selamat datang dari salah satu ustadz, tibalah saat kyai pimpinan pondok memberi wejangan iftitah (pembuka).. Tanpa banyak basa-basi, Pak Kyai kemudian memerintahkan para santri baru membuka karung beras mereka masing-masing..
"Anak-anakku, setelah kalian buka karung beras kalian, saya minta kalian cari dan ambil dua genggam pasir dan bawa lagi kemari.." perintah Pak Kyai.. Para santri pun langsung bergegas menyebar untuk mencari dan mengambil dua genggam pasir. Setelah mendapatkan pasir yang dimaksud, mereka pun kembali ke lapangan dan berdiri di dekat karung beras mereka.
Sabtu, 22 November 2014
Selasa, 18 November 2014
Cobalah Lagi, Sekaliii Saja..
Suatu saat
ada seorang pemuda ingin mencoba memulai mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Setelah berjalan berkeliling di desanya dia pun menjumpai
seorang kakek tua yang tengah bekerja memecah batu di tepian sungai.. Dengan
tubuh yang mulai renta, kakek tersebut masih cukup kuat untuk memukuli batu
besar menjadi pecahan batu-batu yang lebih kecil.. Pecahan batu-batu kecil (split)
itu kemudian dikumpulkan untuk nantinya setiap akhir pekan dibeli toko bangunan
yang ada di kota.
“Ah, ini
sepertinya cocok buatku untuk mulai bekerja mencari nafkah.. Kaket tua itu
pasti membutuhkan pemuda seperti diriku yang masih memiliki tenaga yang kuat,”
pikir sang pemuda. Lalu dia pun memberanikan diri untuk menemui kakek pemukul
batu tersebut dan menyampaikan maksudnya..
Benar
dugaan sang pemuda tadi, ternyata kakek pemukul batu memang sedang membutuhkan
tambahan tenaga baru untuk memenuhi pesanan toko bangunan yang akhir-akhir ini
semakin meningkat. Lalu kakek pemukul batu tadi meminta sang pemuda untuk memilih
sendiri palu yang akan digunakannya untuk bekerja.. Kakek pemukul batu punya
beberapa macam palu besar yang diletakkan di gubuk kecil tidak jauh dari pinggir
sungai tempat kakek bekerja.
Kamis, 13 November 2014
Romansa Paruh Baya
tidak mengapa sesekali waktu..
aku berdiri di luar pagar
hatimu..
menghadirkan kembali debar
syahdu..
seperti pertama kau membukakan
pintu..Bermohonlah dengan Sabar dan Sholat
Di suatu malam di
Mesir, ada seorang ibu janda tengah diuji
Allah SWT dengan anaknya yang sakit keras dengan demam tinggi. Karena tidak
punya uang untuk berobat, ibu itu hanya bisa merawat seadanya. Beliau cuma bisa
mengompres dahi anaknya dengan kain basah untuk menurunkan demam anaknya.. Dia tidak
tahu harus bagaimana lagi dan hanya bisa berdoa lirih mengharap semoga anaknya
dapat sembuh.
Hingga akhirnya beliau
teringat potongan ayat Al-Qur’an yang berbunyi “ya ayyuhal ladzina
amanusta’inu bis shobri was sholah, innallaha ma’as shobirin” (QS.
Al-Baqarah: 152). Terimani oleh ayat tersebut, beliau kemudian sholat dua
rakaat-dua rakaat. Setiap selesai sholat, beliau ganti lagi kain kompresnya yang
sudah kering karena begitu tinggi demam anaknya itu. Beliau basahi lagi untuk
kemudian dikompreskan kembali ke dahi anaknya, kemudian dia sholat dua rakaat lagi.. Begitu
terus dia lakukan dengan sabar sambil memohon kesembuhan anaknya kepada Allah..
Hingga tiba-tiba satu
setengah jam kemudian, pintu rumahnya diketuk seseorang. Setelah dibuka,
ternyata datang seorang seorang dokter. Dokter tersebut tanpa banyak berkata
langsung bertanya,”mana anak Ibu yang sakit?” Si ibu yang masih kaget itupun
cuma menunjukkan anaknya yang sakit terkulai di kamar. Dokter itupun langsung
menuju ke kamar, lalu memeriksa dan memberinya obat pertolongan pertama.
Kemudian dokter itupun menuliskan resep.
Rabu, 12 November 2014
Cinta Bersahaja
ingin kuseka peluh Adinda
walau bukan dengan kain
sutra
beraroma lembut wangi
cendana..
bukankah akan lebih berharga
menyampaikan cinta secara
bersahaja
sehingga terbaca
keikhlasannya..
maka ijinkan kuseka peluh
Adinda
walau hanya dengan tisu
harum
yang kutaburi melati
beberapa kuntum..Selasa, 11 November 2014
Jelang Ashar di Mushalla
kenapa aku tiba-tiba begitu rindu..
pada adinda bermukena biru..
berharap dia akan kembali menghampiriku..
dengan wajah bening air wudhu..
berdiri menjadi makmumku..
pada adinda bermukena biru..
berharap dia akan kembali menghampiriku..
dengan wajah bening air wudhu..
berdiri menjadi makmumku..
Langganan:
Postingan (Atom)