Suatu saat
ada seorang pemuda ingin mencoba memulai mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Setelah berjalan berkeliling di desanya dia pun menjumpai
seorang kakek tua yang tengah bekerja memecah batu di tepian sungai.. Dengan
tubuh yang mulai renta, kakek tersebut masih cukup kuat untuk memukuli batu
besar menjadi pecahan batu-batu yang lebih kecil.. Pecahan batu-batu kecil (split)
itu kemudian dikumpulkan untuk nantinya setiap akhir pekan dibeli toko bangunan
yang ada di kota.
“Ah, ini
sepertinya cocok buatku untuk mulai bekerja mencari nafkah.. Kaket tua itu
pasti membutuhkan pemuda seperti diriku yang masih memiliki tenaga yang kuat,”
pikir sang pemuda. Lalu dia pun memberanikan diri untuk menemui kakek pemukul
batu tersebut dan menyampaikan maksudnya..
Benar
dugaan sang pemuda tadi, ternyata kakek pemukul batu memang sedang membutuhkan
tambahan tenaga baru untuk memenuhi pesanan toko bangunan yang akhir-akhir ini
semakin meningkat. Lalu kakek pemukul batu tadi meminta sang pemuda untuk memilih
sendiri palu yang akan digunakannya untuk bekerja.. Kakek pemukul batu punya
beberapa macam palu besar yang diletakkan di gubuk kecil tidak jauh dari pinggir
sungai tempat kakek bekerja.
Sang pemuda
itu pun memilih palu yang paling besar. Selain kepala palunya besar, palu
tersebut juga memiliki pegangan yang lebih panjang dan kokoh. “Kayaknya ini
palu yang cocok buatku,” pikir sang pemuda sambil mengayun-ayunkan palunya..
Tidak terlalu berat menurut ukuran sang pemuda. “Jika palunya besar, maka pasti
akan bisa lebih mudah memecahkan batu yang keras. Aku bisa menghasilkan pecahan
batu yang banyak,” pikirnya lagi..
“Gimana?
Kamu sudah pilih palu yang akan kamu pakai buat bekerja?” tanya kakek pemukul
batu. Sang pemuda pun menunjukkan palu yang dipilihnya. “Pilihan yang bagus..”
kata kakek sambil tersenyum..
“Nah, sekarang
tolong kamu pecahkan batu besar yang ada di situ..” perintah kakek sambil tangannya
menunjuk ke sebuah batu yang cukup besar.
“Baik, Kek..”
jawab sang pemuda yakin. Matanya
berbinar dan hatinya bersemangat menyambut pengalaman pertamanya bekerja..
Kemudian
sang pemuda pun berdiri di atas batu. Diawali dengan ucapan basmallah,
dia mulai memukul batu besar yang ditunjukkan tadi dengan sekuat tenaga.. Dug!!
memperhatikan bekas pukulan di batu, sang pemuda langsung tahu bahwa batu itu akan sulit dipecahkan.
Dug!! pukulan
yang kedua juga masih membuat batu itu bergeming. Dug!! Dug!! Pukulan ketiga
dan keempat dilakukan secara berentetan agar batu itu bisa segera pecah. Tapi
ternyata batu itu masih utuh.
“Wah, harus
dipukul dari sisi yang lain nih..” pikir sang pemuda. Kali ini dia pun mulai memukul dari sebelah kiri.. Dengan sekuat tenaga, dia
kembali mengayunkan palu ke sisi kiri batu besar itu.. Dug!! Dug!! Dug!! Dipukulnya
batu itu dengan tiga pukulan berturut-turut.. Namun belum juga pecah.
“Coba aku
pukul dari sisi kanan..” pikir sang pemuda, mulai goyah semangatnya karena batu
itu tidak juga pecah.. Dug!! Dug!! Dug!! Dengan tiga pukulan sekaligus ternyata
batu itu masih juga belum pecah. Terhitung sudah sepuluh kali dia memukuli batu
itu dari tiga sisi yang berbeda, tetapi belum juga pecah. Dengan nafas yang
mulai memburu dan keringat yang mulai keluar deras, sang pemuda itu pun melihat
kakek pemukul batu yang juga tengah memukul batu.
“Jangan-jangan,
aku salah pilih palu, nih..” kata sang pemuda dalam hati. “Coba kalau aku
pinjam palu yang sedang dipakai kakek.. Mungkin bisa memecahkan batu ini..”
pikirnya.
Lalu pemuda
itu pun menghampiri kakek pemukul batu. “Kek, bolehkan saya pinjam sebentar
palu kakek? Batu itu keras sekali.. Saya coba pukul menggunakan palu ini tetapi
tidak bisa pecah juga,” keluh sang pemuda.
Dengan
tersenyum, kakek pemukul batu pun meminjamkan palunya kepada sang pemuda. Palu
yang digunakan kakek pemukul batu memang sedikit lebih ringan dari palu yang digunakan
pemuda tadi. Kemudian, pemuda tadi kembali ke tempat batu besar yang tadi belum
berhasil dia pecahkan. Kali ini, kakek pemukul batu juga mengikuti sang pemuda
berjalan ke arah batu besar itu.
Untuk kedua
kalinya, sang pemuda naik ke atas batu.. Kemudian diapun memukuli batu itu. Dengan
palu yang lebih ringan, sang pemuda itu langsung memukuli batu dengan lima
pukulan sekaligus.. Dug!! Dug!! Dug!! Dug!!Dug!! Tapi ternyata batu itu tidak juga
pecah, hanya sedikit retak di beberapa bagian.
Mulai
diliputi putus asa, sang pemuda itu pun memukulkan batu ke sisi lainnya. Dia kembali
melakukannya dengan lima pukulan sekaligus.. Dug!! Dug!! Dug!! Dug!! Dug!! Batu
itu tidak pecah juga..
Dengan
nafas yang sudah tersengal-sengal, sang pemuda pun menyerah.. “Kek, saya sudah
pukul batu ini 20 kali, dari sisi yang berbeda-beda dan menggunakan palu yang
berbeda, tapi kok tidak pecah juga ya, Kek..” keluh sang pemuda sambil
ngos-ngosan. “Saya gak sanggup memecahkan batu ini, Kek.. Kalau boleh, saya
dicarikan batu yang lainnya saja..” pinta sang pemuda dengan nada putus asa..
“Coba,
kemarikan palunya.. Biar Kakek coba pecahkan batu ini..” kata kakek pemecah
batu pada sang pemuda. Kakek pemecah batu pun kemudian naik ke atas batu,
membaca basmallah, dan kemudian memukulkan palunya kuat-kuat ke batu
besar itu. Dug!! Pyaar!! Dengan sekali pukul, batu besar itu pun pecah.
Sang pemuda
itu pun terkejut. Tadi dia bersusah payah memukuli batu itu sampai 20 kali, batu
itu tidak pecah juga. Tapi kakek pemukul batu dengan sekali pukul berhasil
memecahkan batu itu..
“Bagaimana
Kakek melakukannya?” tanya sang pemuda heran.. “Pasti Kakek punya kekuatan tertentu
sehingga bisa memecahkan batu itu sekali pukul..” seru sang pemuda kagum
bercampur heran..
Kakek
pemukul batu itu pun kembali tersenyum.. “Nak, kakek tidak punya kekuatan
tertentu.. Palu yang Kakek gunakan juga sama dengan yang kamu gunakan.. Bahkan
tenaga Kakek mungkin juga kalah kuat dengan tenagamu..”
“Lalu apa
rahasianya, Kek?” tanya sang pemuda penasaran..
“Batu itu
bisa pecah jika terus dipukul.. Tadi
Kakek bisa memecahkannya dengan sekali pukul karena sebelumnya kamu telah
memukulinya hingga 20 kali.. Seandainya tadi kamu tidak menyerah dan mau
memukulnya sekaliii saja, pasti kamu berhasil memecahkan batu itu..” jelas kakek
pemukul batu..
Oleh karena itu, jangan lekas menyerah dengan hambatan dan kegagalan yang kita hadapi.. Jika belum berhasil, cobalah lagi sekaliii saja..., siapa tahu justru yang sekali itu merupakan 'pukulan terakhir' yang akan membawa keberhasilan..
Oleh karena itu, jangan lekas menyerah dengan hambatan dan kegagalan yang kita hadapi.. Jika belum berhasil, cobalah lagi sekaliii saja..., siapa tahu justru yang sekali itu merupakan 'pukulan terakhir' yang akan membawa keberhasilan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar