Selasa, 18 November 2014

Cobalah Lagi, Sekaliii Saja..

Suatu saat ada seorang pemuda ingin mencoba memulai mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Setelah berjalan berkeliling di desanya dia pun menjumpai seorang kakek tua yang tengah bekerja memecah batu di tepian sungai.. Dengan tubuh yang mulai renta, kakek tersebut masih cukup kuat untuk memukuli batu besar menjadi pecahan batu-batu yang lebih kecil.. Pecahan batu-batu kecil (split) itu kemudian dikumpulkan untuk nantinya setiap akhir pekan dibeli toko bangunan yang ada di kota.

“Ah, ini sepertinya cocok buatku untuk mulai bekerja mencari nafkah.. Kaket tua itu pasti membutuhkan pemuda seperti diriku yang masih memiliki tenaga yang kuat,” pikir sang pemuda. Lalu dia pun memberanikan diri untuk menemui kakek pemukul batu tersebut dan menyampaikan maksudnya..

Benar dugaan sang pemuda tadi, ternyata kakek pemukul batu memang sedang membutuhkan tambahan tenaga baru untuk memenuhi pesanan toko bangunan yang akhir-akhir ini semakin meningkat. Lalu kakek pemukul batu tadi meminta sang pemuda untuk memilih sendiri palu yang akan digunakannya untuk bekerja.. Kakek pemukul batu punya beberapa macam palu besar yang diletakkan di gubuk kecil tidak jauh dari pinggir sungai tempat kakek bekerja.

Sang pemuda itu pun memilih palu yang paling besar. Selain kepala palunya besar, palu tersebut juga memiliki pegangan yang lebih panjang dan kokoh. “Kayaknya ini palu yang cocok buatku,” pikir sang pemuda sambil mengayun-ayunkan palunya.. Tidak terlalu berat menurut ukuran sang pemuda. “Jika palunya besar, maka pasti akan bisa lebih mudah memecahkan batu yang keras. Aku bisa menghasilkan pecahan batu yang banyak,” pikirnya lagi..

“Gimana? Kamu sudah pilih palu yang akan kamu pakai buat bekerja?” tanya kakek pemukul batu. Sang pemuda pun menunjukkan palu yang dipilihnya. “Pilihan yang bagus..” kata kakek sambil tersenyum..

“Nah, sekarang tolong kamu pecahkan batu besar yang ada di situ..” perintah kakek sambil tangannya menunjuk ke sebuah batu yang cukup besar.

“Baik, Kek..”  jawab sang pemuda yakin. Matanya berbinar dan hatinya bersemangat menyambut pengalaman pertamanya bekerja..

Kemudian sang pemuda pun berdiri di atas batu. Diawali dengan ucapan basmallah, dia mulai memukul batu besar yang ditunjukkan tadi dengan sekuat tenaga.. Dug!! memperhatikan bekas pukulan di batu, sang pemuda langsung tahu bahwa batu itu akan sulit dipecahkan.

Dug!! pukulan yang kedua juga masih membuat batu itu bergeming. Dug!! Dug!! Pukulan ketiga dan keempat dilakukan secara berentetan agar batu itu bisa segera pecah. Tapi ternyata batu itu masih utuh.

“Wah, harus dipukul dari sisi yang lain nih..” pikir sang pemuda. Kali ini dia pun mulai memukul dari sebelah kiri.. Dengan sekuat tenaga, dia kembali mengayunkan palu ke sisi kiri batu besar itu.. Dug!! Dug!! Dug!! Dipukulnya batu itu dengan tiga pukulan berturut-turut.. Namun belum juga pecah.

“Coba aku pukul dari sisi kanan..” pikir sang pemuda, mulai goyah semangatnya karena batu itu tidak juga pecah.. Dug!! Dug!! Dug!! Dengan tiga pukulan sekaligus ternyata batu itu masih juga belum pecah. Terhitung sudah sepuluh kali dia memukuli batu itu dari tiga sisi yang berbeda, tetapi belum juga pecah. Dengan nafas yang mulai memburu dan keringat yang mulai keluar deras, sang pemuda itu pun melihat kakek pemukul batu yang juga tengah memukul batu.

“Jangan-jangan, aku salah pilih palu, nih..” kata sang pemuda dalam hati. “Coba kalau aku pinjam palu yang sedang dipakai kakek.. Mungkin bisa memecahkan batu ini..” pikirnya.

Lalu pemuda itu pun menghampiri kakek pemukul batu. “Kek, bolehkan saya pinjam sebentar palu kakek? Batu itu keras sekali.. Saya coba pukul menggunakan palu ini tetapi tidak bisa pecah juga,” keluh sang pemuda.

Dengan tersenyum, kakek pemukul batu pun meminjamkan palunya kepada sang pemuda. Palu yang digunakan kakek pemukul batu memang sedikit lebih ringan dari palu yang digunakan pemuda tadi. Kemudian, pemuda tadi kembali ke tempat batu besar yang tadi belum berhasil dia pecahkan. Kali ini, kakek pemukul batu juga mengikuti sang pemuda berjalan ke arah batu besar itu.

Untuk kedua kalinya, sang pemuda naik ke atas batu.. Kemudian diapun memukuli batu itu. Dengan palu yang lebih ringan, sang pemuda itu langsung memukuli batu dengan lima pukulan sekaligus.. Dug!! Dug!! Dug!! Dug!!Dug!! Tapi ternyata batu itu tidak juga pecah, hanya sedikit retak di beberapa bagian.

Mulai diliputi putus asa, sang pemuda itu pun memukulkan batu ke sisi lainnya. Dia kembali melakukannya dengan lima pukulan sekaligus.. Dug!! Dug!! Dug!! Dug!! Dug!! Batu itu tidak pecah juga..

Dengan nafas yang sudah tersengal-sengal, sang pemuda pun menyerah.. “Kek, saya sudah pukul batu ini 20 kali, dari sisi yang berbeda-beda dan menggunakan palu yang berbeda, tapi kok tidak pecah juga ya, Kek..” keluh sang pemuda sambil ngos-ngosan. “Saya gak sanggup memecahkan batu ini, Kek.. Kalau boleh, saya dicarikan batu yang lainnya saja..” pinta sang pemuda dengan nada putus asa..

“Coba, kemarikan palunya.. Biar Kakek coba pecahkan batu ini..” kata kakek pemecah batu pada sang pemuda. Kakek pemecah batu pun kemudian naik ke atas batu, membaca basmallah, dan kemudian memukulkan palunya kuat-kuat ke batu besar itu. Dug!! Pyaar!! Dengan sekali pukul, batu besar itu pun pecah.

Sang pemuda itu pun terkejut. Tadi dia bersusah payah memukuli batu itu sampai 20 kali, batu itu tidak pecah juga. Tapi kakek pemukul batu dengan sekali pukul berhasil memecahkan batu itu..

“Bagaimana Kakek melakukannya?” tanya sang pemuda heran.. “Pasti Kakek punya kekuatan tertentu sehingga bisa memecahkan batu itu sekali pukul..” seru sang pemuda kagum bercampur heran..

Kakek pemukul batu itu pun kembali tersenyum.. “Nak, kakek tidak punya kekuatan tertentu.. Palu yang Kakek gunakan juga sama dengan yang kamu gunakan.. Bahkan tenaga Kakek mungkin juga kalah kuat dengan tenagamu..”

“Lalu apa rahasianya, Kek?” tanya sang pemuda penasaran..

“Batu itu bisa pecah jika terus dipukul.. Tadi Kakek bisa memecahkannya dengan sekali pukul karena sebelumnya kamu telah memukulinya hingga 20 kali.. Seandainya tadi kamu tidak menyerah dan mau memukulnya sekaliii saja, pasti kamu berhasil memecahkan batu itu..” jelas kakek pemukul batu..

Oleh karena itu, jangan lekas menyerah dengan hambatan dan kegagalan yang kita hadapi.. Jika belum berhasil, cobalah lagi sekaliii saja..., siapa tahu justru yang sekali itu merupakan 'pukulan terakhir' yang akan membawa keberhasilan..

(dinarasikan kembali dari kisah yang diceritakan Bp. Munawar Sholeh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar