Sabtu, 22 November 2014

Antara yang Haq dan Batil

Disebutkan di sebuah pondok pesantren tengah mengadakan penerimaan santri baru.. Setiap calon santri yang ingin menimba ilmu di sana diwajibkan membawa sekarung beras untuk bekal awal mereka menimba ilmu di pondok pesantren tersebut. Saat itu memang belum ada biaya nyantri dalam bentuk uang.

Di hari yang telah ditentukan, para calon santri dikumpulkan di halaman depan masjid pondok pesantren.. Mereka semua berkumpul sambil membawa perlengkapan dan bekal masing-masing yang dibawa dari rumah.


Setelah diberi sambutan selamat datang dari salah satu ustadz, tibalah saat kyai pimpinan pondok memberi wejangan iftitah (pembuka).. Tanpa banyak basa-basi, Pak Kyai kemudian memerintahkan para santri baru membuka karung beras mereka masing-masing..


"Anak-anakku, setelah kalian buka karung beras kalian, saya minta kalian cari dan ambil dua genggam pasir dan bawa lagi kemari.." perintah Pak Kyai.. Para santri pun langsung bergegas menyebar untuk mencari dan mengambil dua genggam pasir. Setelah mendapatkan pasir yang dimaksud, mereka pun kembali ke lapangan dan berdiri di dekat karung beras mereka.


"Nah, sekarang campurkan dua genggam pasir itu ke dalam beras yang ada di karung beras milik kalian.. Aduk sampai rata.." perintah Pak Kyai. Kali ini, para calon santri kelihatan sedikit ragu dengan perintah yang diberikan Pak Kyai.. Namun, mereka akhirnya tetap melakukannya juga, meski dengan hati bertanya-tanya apa maksud Pak Kyai menyuruh beras yang mereka bawa dicampuri pasir..


Setelah mereka selesai mengaduk-aduk beras hingga pasir itu tercampur, Pak Kyai pun melanjutkan perintahnya, "Sudah tercampur rata? Nah, tugas kalian sekarang adalah memisahkan pasir yang tadi kalian campurkan ke dalam beras tadi, sampai beras yang ada di karung kembali bersih seperti semula.. Selama belum bersih, kalian tidak boleh keluar lapangan pondok.." Selepas berkata demikian, Pak Kyai pun pergi meninggalkan para calon santri di lapangan.


Mendapat perintah semacam itu, para calon santri semakin bingung.. Bahkan ada yang sedikit mengomel,"Pak Kyai gimana sih..? Tadi nyuruh supaya pasirnya dicampurkan ke beras.. Setelah diaduk rata, sekarang sekarang malah disuruh bersihin..," sungut salah seorang calon santri.. Sebagian calon santri ada yang turut mengomel, namun ada juga sebagian kecil yang mengingatkan untuk mengikuti saja perintah Pak Kyai.. "Barangkali ini bagian dari ujian," kata salah seorang calon santri yang bermaksud menghilangkan kegusaran rekan-rekannya..


Cukup lama mereka bekerja memisahkan beras dari pasir.. Di tengah lapangan, di bawah terik matahari, pekerjaan itu tentu cukup membuat mereka kepayahan. Ditambah rasa bingung dan gusar akibat perintah yang aneh dari Pak Kyai..


Ketika sebagian besar calon santri menyelesaikan pekerjaan mereka membersihkan beras yang mereka bawa dari campuran pasir, Pak Kyai mendatangi mereka.. Pak Kyai berjalan berkeliling mengamati para calon santri yang sedang bersusah-payah menjalankan perintahnya yang 'aneh' itu.. Kemudian, beliau pun bertanya,"Anak-anakku, tahukah kalian mengapa Bapak memerintahkanmu untuk mencampur beras kalian dengan pasir, mengaduknya hingga tercampur rata, kemudian menyuruh kalian memisahkan kembali beras dengan pasir itu?"


Para calon santri pun menghentikan sebentar pekerjaan mereka.. Mereka saling pandang, kebingungan, dan bertanya-tanya.


"Kami tidak tahu, Pak Kyai.." jawab seorang calon santri yang duduknya tidak jauh dari Pak Kyai berdiri.. Calon santri yang lain juga mengiyakan jawaban temannya tadi.. Pak Kyai pun tersenyum..


"Baiklah.. Sebelum Bapak jawab, saya mau bertanya dulu.. Gampang mana mencampurkan pasir ke beras dengan memisahkan pasir dari beras?"


"Lebih mudah mencampur, Pak Kyai..!!" seru para calon santri, hampir serempak..


Pak Kyai kembali tersenyum.. Lalu, beliau berkata," Anak-anak, begitulah perumpamaan antara mencampurkan barang yang haq dan yang batil, dengan memisahkan barang yang haq dan yang batil.. Mencampurkan hal yang haq dengan yang batil itu mudah.. Namun, memisahkan yang haq dengan yang batil jauuh lebih sukar.."


Kini, para calon santri mulai mengerti maksud Pak Kyai. "Anak-anakku," lanjut Pak Kyai, "Tujuan kalian menimba ilmu agama adalah agar kalian bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.. Nah, dengan tugas tadi, kalian bisa mengerti mengapa banyak sekali pencampuradukan antara yang haq dengan yang batil.. Kalian juga mengerti sulitnya memisahkan antara yang haq dengan yang batil.. Tapi itulah yang nanti jadi tugas kalian..
Jika kalian bisa mengenali mana yang haq dan mana yang batil, insya Allah kalian akan diberi kemudahan dan keselamatan dalam melangkah mengarungi kehidupan ini.. "



Tidak ada komentar:

Posting Komentar